Dasar Menjadi Sukses
Kita semua memiliki harapan dan ingin menjadi orang yang
sukses, namun kebanyakan dari kita berpikir untuk menjadi sukses itu dengan
berharap menjadi seperti orang lain yang telah sukses. Selain itu ada juga yang
berpikir untuk menjadi sukses lebih mudah adalah dengan disenangi dan diterima
oleh banyak orang. Oleh karena itu, kita harus mengikuti arus lingkungan kita
walaupun kita tidak cocok dengan hal tersebut.
“Secara sadar maupun tak sadar jika dicermati lebih lanjut, hidup dan tingkah laku manusia lebih banyak didominasi oleh seberapa besar label yang diberikan orang lain kepada kita”[1]
“Secara sadar maupun tak sadar jika dicermati lebih lanjut, hidup dan tingkah laku manusia lebih banyak didominasi oleh seberapa besar label yang diberikan orang lain kepada kita”[1]
Orang-orang yang seperti itu adalah orang-orang yang tidak
tahu pasti tujuan hidupnya. Mungkin saja tujuan hidupnya adalah menjadi sukses
dan bahagia, tapi dia terombang-ambing akan sampai titik manakah kesuksesan dan
kebahagiaan yang ingin dicapainya tersebut. Mereka tidak mengerti dengan tujuan
hidup mereka. Pertanyaan ‘apakah tujuan hidupmu?’ mungkin terdengar mudah namun
sulit dalam waktu bersamaan.
“Hidup tanpa tujuan ibarat kata-kata tanpa
huruf, ucapan tanpa suara, pandangan tanpa mata, dan pendengaran tanpa telinga.
Hidup tanpa tujuan juga ibarat kepala tanpa otak, dada tanpa jantung, dan lutut
tanpa tungkai. Apapun tujuan hidup akan memberikan makna yang berarti dalam
menghabiskan waktu-waktu kehidupan ini sendiri sehingga lebih berarti”[2]
Menurut John Sifonis, ‘Different
isn’t always better, but the best is always different’. Kata-katanya itu
didukung pula oleh pepatah dari negeri seberang yang mengatakan ‘Bunga di padang sabana akan jauh lebih
menarik perhatian orang’. Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa kita tidak
mungkin menjadi sukses dengan mengikuti jalan yang telah dilalui oleh orang
lain.
Maka dari itu, kita harus menjadi diri sendiri, kita harus
menemukan jalan kita sendiri, jalan yang mana belum terjamah dan belum dilewati
oleh orang lain. Walau sudah sekalipun, setidaknya kita memiliki cara yang
berbeda untuk melewati jalan tersebut.
Untuk menjadi diri sendiri dalam mencapai kesuksesan bukanlah hal yang mudah tapi juga bukan hal yang teramat sulit. Berikut adalah tingkatannya:
Untuk menjadi diri sendiri dalam mencapai kesuksesan bukanlah hal yang mudah tapi juga bukan hal yang teramat sulit. Berikut adalah tingkatannya:
·
Pertama, Tingkat Teologia (Give
yourself)
artinya adalah penyerahan diri secara total kepada Sang Pencipta yang mampu melakukan segala sesuatu atas kita. Tingkat ini didasarkan akan iman seseorang dan sejauh mana ia mengenal dan memahami kepercayaan/agamanya.
artinya adalah penyerahan diri secara total kepada Sang Pencipta yang mampu melakukan segala sesuatu atas kita. Tingkat ini didasarkan akan iman seseorang dan sejauh mana ia mengenal dan memahami kepercayaan/agamanya.
·
Kedua, Tingkat Filsafat (Know
Yourself)
artinya kenali dirimu sendiri, kenali segala sesuatu potensi yang ada pada dirimu. Setelah manusia mengenal Tuhannya, ia akan berusaha dengan rendah hati untuk mengenal dirinya sendiri. Mengenal diri sendiri membuat orang mampu menginventarisasikan kelebihan dan kekurangannya.
artinya kenali dirimu sendiri, kenali segala sesuatu potensi yang ada pada dirimu. Setelah manusia mengenal Tuhannya, ia akan berusaha dengan rendah hati untuk mengenal dirinya sendiri. Mengenal diri sendiri membuat orang mampu menginventarisasikan kelebihan dan kekurangannya.
·
Ketiga, Tingkat Psikologi (Be
Yourself)
Setelah
berhasil akan kedua hal di atas, maka kita akan bisa dan yakin untuk menjadi
diri kita sendiri tanpa rasa minder dan putus asa. Kita akan mengerti Sang
Pencipta mencipta semua manusia dengan tujuan yang spesifik dimana berbeda satu
dengan lainnya. Ia tak menciptakan manusia dengan sia-sia.
Menjadi diri
sendiri akan membuat kita mengerti dan memahami tujuan hidup kita di dunia ini
dan selanjutnya tentu saja akan membawa kita ke kunci kesuksesan yang
sesungguhnya dengan tidak berbayang-bayang pada orang lain.
“Kita harus mengetahui kemampuan yang ada di dalam
diri kita sebagai senjata untuk meraih harapan.”[3]
Kesuksesan bagi seseorang belumlah tentu bernilai kesuksesan bagi orang
lain, maka mengukur diri dengan ukuran diri kita adalah jauh lebih baik dari
pada mengukur diri dengan menggunakan ukuran orang lain. Milikilah keberanian
untuk menjadi diri sendiri dan berbeda, jadilah unik dan gapailah kesuksesan!
“Jika tidak ada
keberanian, tidak akan ada kemenangan”[4]
Daftar Pustaka
1. Teguh, Arlin. 2013. Inspirasi: Menjadi Diri Sendiri. Diakses
5 November,
2013, dari http://www.klikpositif.com/
news/read/540/menjadi-diri-sendiri.html
2. Marpaung, Parlindungan. 2005. Setengah Isi Setengah Kosong. Bandung:
MQS Publishing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar