This is just my little world. Please don't bash my little world

Rabu, 04 Desember 2013

My First Article



Dasar Menjadi Sukses



Kita semua memiliki harapan dan ingin menjadi orang yang sukses, namun kebanyakan dari kita berpikir untuk menjadi sukses itu dengan berharap menjadi seperti orang lain yang telah sukses. Selain itu ada juga yang berpikir untuk menjadi sukses lebih mudah adalah dengan disenangi dan diterima oleh banyak orang. Oleh karena itu, kita harus mengikuti arus lingkungan kita walaupun kita tidak cocok dengan hal tersebut.
“Secara sadar maupun tak sadar jika dicermati lebih lanjut, hidup dan tingkah laku manusia lebih banyak didominasi oleh seberapa besar label yang diberikan orang lain kepada kita”[1]
Orang-orang yang seperti itu adalah orang-orang yang tidak tahu pasti tujuan hidupnya. Mungkin saja tujuan hidupnya adalah menjadi sukses dan bahagia, tapi dia terombang-ambing akan sampai titik manakah kesuksesan dan kebahagiaan yang ingin dicapainya tersebut. Mereka tidak mengerti dengan tujuan hidup mereka. Pertanyaan ‘apakah tujuan hidupmu?’ mungkin terdengar mudah namun sulit dalam waktu bersamaan.
“Hidup tanpa tujuan ibarat kata-kata tanpa huruf, ucapan tanpa suara, pandangan tanpa mata, dan pendengaran tanpa telinga. Hidup tanpa tujuan juga ibarat kepala tanpa otak, dada tanpa jantung, dan lutut tanpa tungkai. Apapun tujuan hidup akan memberikan makna yang berarti dalam menghabiskan waktu-waktu kehidupan ini sendiri sehingga lebih berarti”[2]

Menurut John Sifonis, ‘Different isn’t always better, but the best is always different’. Kata-katanya itu didukung pula oleh pepatah dari negeri seberang yang mengatakan ‘Bunga di padang sabana akan jauh lebih menarik perhatian orang’. Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa kita tidak mungkin menjadi sukses dengan mengikuti jalan yang telah dilalui oleh orang lain.
Maka dari itu, kita harus menjadi diri sendiri, kita harus menemukan jalan kita sendiri, jalan yang mana belum terjamah dan belum dilewati oleh orang lain. Walau sudah sekalipun, setidaknya kita memiliki cara yang berbeda untuk melewati jalan tersebut.
Untuk menjadi diri sendiri dalam mencapai kesuksesan bukanlah hal yang mudah tapi juga bukan hal yang teramat sulit. Berikut adalah tingkatannya:
·        Pertama, Tingkat Teologia (Give yourself)
artinya adalah penyerahan diri secara total kepada Sang Pencipta yang mampu melakukan segala sesuatu atas kita. Tingkat ini didasarkan akan iman seseorang dan sejauh mana ia mengenal dan memahami kepercayaan/agamanya.

·        Kedua, Tingkat Filsafat (Know Yourself)
artinya kenali dirimu sendiri, kenali segala sesuatu potensi yang ada pada dirimu. Setelah manusia mengenal Tuhannya, ia akan berusaha dengan rendah hati untuk mengenal dirinya sendiri. Mengenal diri sendiri membuat orang mampu menginventarisasikan kelebihan dan kekurangannya.

·        Ketiga, Tingkat Psikologi (Be Yourself)
Setelah berhasil akan kedua hal di atas, maka kita akan bisa dan yakin untuk menjadi diri kita sendiri tanpa rasa minder dan putus asa. Kita akan mengerti Sang Pencipta mencipta semua manusia dengan tujuan yang spesifik dimana berbeda satu dengan lainnya. Ia tak menciptakan manusia dengan sia-sia.

Menjadi diri sendiri akan membuat kita mengerti dan memahami tujuan hidup kita di dunia ini dan selanjutnya tentu saja akan membawa kita ke kunci kesuksesan yang sesungguhnya dengan tidak berbayang-bayang pada orang lain.
“Kita harus mengetahui kemampuan yang ada di dalam diri kita sebagai senjata untuk meraih harapan.”[3]

Kesuksesan bagi seseorang belumlah tentu bernilai kesuksesan bagi orang lain, maka mengukur diri dengan ukuran diri kita adalah jauh lebih baik dari pada mengukur diri dengan menggunakan ukuran orang lain. Milikilah keberanian untuk menjadi diri sendiri dan berbeda, jadilah unik dan gapailah kesuksesan!
“Jika tidak ada keberanian, tidak akan ada kemenangan”[4]








Daftar Pustaka
1.     Teguh, Arlin. 2013. Inspirasi: Menjadi Diri Sendiri. Diakses 5 November,
news/read/540/menjadi-diri-sendiri.html
2.     Marpaung, Parlindungan. 2005. Setengah Isi Setengah Kosong. Bandung:
MQS Publishing



[1] Parlindungan Marpaung, Setengah Isi Setengah Kosong (Bandung: MQS Publishing,2005), hlm.323
[2] Ibid, hlm.254
[3] Wawan Setiawan, S.Pd., Drs. Arief Budiman, Kamus Lengkap Peribahasa Inggris (Bandung:CV Pustaka Grafika,2004), hlm.279
[4] Ibid, hlm.282

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hetalia: Axis Powers - Norway